KALAMANTHANA, Muara Teweh – Ulah PT Arsy Nusantara membuka jalan hauling (angkutan tambang) batu bara di Desa Jangkang Baru, Kecamatan Lahei Barat, Kabupaten Barito Utara (Barut), masih meninggalkan masalah besar sampai hari ini.
Sungai Jabung yang menjadi sumber air bersih warga sejak kampung Jangkang terbentuk, kini airnya menjadi keruh ekses adanya pembukaan jalan tambang oleh PT Arsy Nusantara sejak April 2022. Akibatnya warga sulit mengakses air bersih.
Beberapa langkah telah direkomendasikan Dinas LH Barut kepada PT Arsy Nusantara, supaya kondisi air Sungai Jabung kembali ke keadaan semula. Namun rupanya belum mengubah kondisi di lapangan. Air Sungai Jabung tetap keruh, sehingga warga bersuara lantang minta pertanggungjawaban perusahaan.
Beberapa langkah telah direkomendasikan Dinas LH Barut kepada PT Arsy Nusantara, supaya kondisi air Sungai Jabung kembali ke keadaan semula. Namun rupanya belum mengubah kondisi di lapangan. Air Sungai Jabung tetap keruh, sehingga warga bersuara lantang minta pertanggungjawaban pihak perusahaan. Apalagi pembuatan sumur bor ternyata belum cukup untuk memenuhi kebutuhan air bersih bagi warga Jangkang Baru.
Warga Jangkang Baru kembali mengirimkan video, kepada Redaksi KALAMANTHANA yang memperlihatkan air Sungai Jabung keruh. Video berdurasi 1,51 menit dibuat Minggu 24 Juli 2022.
“Kondisi air seperti pada hari ini keruh, sudah berbulan-bulan. Terjadi sejak 19 April 2022 sampai sekarang, ” begitu narasi yang dibacakan seorang pria dalam tayangan video tersebut.
Pengambilan ulang sampel air dilakukan Sabtu, (30/7). Sebelumnya, DLH Kabupaten Barut lebih dahulu membuat surat tertulis tentang pengambilan sampel air Sungai Jabung dan peninjauan ke sumber dampak. Surat ditujukan kepada Kepala Desa Jangkang Baru.
Kepala Bidang Penataan dan Peningkatan Kapasitas Lingkungan DLH Kabupaten Barut, Methilda Trisana mengatakan, pengambilan sampel air Sungai Jabung di 4 titik lokasi serta ditambah 1 sampel dari sumur bor.
“Ada 4 titik lokasi pengambilan sampel air yaitu Sungai Jabung hulu, Sungai Jabung tengah, Sungai Jabung tabat swadaya, Sungai Jabung sarana air bersih, ditambah satu titik pengambilan sampel yang baru menjadi titik ke-5, yakni sumur bor,”jelas Methilda saat membacakan berita acara di kantor Desa Jangkang Baru, Sabtu.
Selain mengambil sampel air, petugas DLH Kabupaten Barut juga meninjau sumber dampak pada area pit penambangan PT Arsy Nusantara.
“Hasil uji laboratorium sampel dimaksud diperkirakan selesai 14 hari kerja. Pengambilan sampel tersebut disaksikan oleh masing-masing pihak, yakni pengadu, pihak pelaku usaha PT Arsy Nusantara, DLH Barut, masyarakat, dan pihak aparat keamanan,” tambah Methilda.
Kepala DLH Kabupaten Barut, Edy Nugroho, Senin (1/8/2022) saat dikonfirmasi membenarkan, tim DLH sudah ke lapangan mengambil sampel air Sungai Jabung. “Nanti setelah 14 hari kerja, hasilnya bisa diketahui, ” ujar Edy.
Kepala Desa Jangkang Baru, Jaliadi, mengapresiasi langkah yang telah dilakukan oleh DLH Kabupaten Barut, karena hal ini menunjukkan bahwa DLH peduli dan secara gigih berdiri di tengah-tengah, tanpa memihak. “Jangan sampai sebelum masalah ini jelas, artinya menunggu 14 hari hasil diumumkan secara resmi oleh DLH, ada muncul opini-opini atau pendapat yang spekulatif yang tidak bisa dipertanggungjawabkan,” tutur Kades Jaliadi.
Koordinator Eksternal PT Arsy Nusantara, Hartina, saat diminta tanggapan Jumat (29/7) mengaku, belum tahu apakah perusahaan sudah menerima surat tentang pengujian ulang sampel air Sungai Jabung. “Kalau dari surat yang saya baca, kita harus mempersiapkan keamanan. Mungkin itu nanti yang akan dilakukan, ” kata Hartina setelah membaca salinan surat yang diperlihatkan media ini.
Seperti pernah diberitakan pada Mei 2022, aktivitas pembuatan jalan oleh perusahaan tambang PT Arsy Nusantara di Desa Jangkang Baru, Kecamatan Lahei Barat, Kabupaten Barito Utara (Barut), Kalimantan Tengah, terpaksa dihentikan sementara.
Hal ini setelah Dinas Lingkungan Hidup (LH) Kabupaten Barut turun mengecek kondisi lapangan dan memastikan bahwa air Sungai Jabung memang keruh, terutama saat hujan.
“Kita belum sampai kepada soal pencemaran, karena belum ada aktivitas tambang. Namun kita temukan air Sungai Jabung keruh, sejak adanya pembuatan jalan. Air sungai segera diperiksa di lab, Senin depan. Ini sudah kita laporkan juga kepada Pak Bupati. Tak ada yang ditutup-tutupi,” jelas Kepala Dinas LH Kabupaten Barut Edy Nugroho kepada kalamanthana.id, Jumat (20/5).
Hasil verifikasi lapangan, sambung Edy, PT Arsy Nusantara telah membuka lahan (land clearing) untuk pembuatan badan jalan angkutan batu bara atau hauling dengan panjang jalan sekitar 3,5 km dan lebar 20 meter. Di sekitar jalan tersebut ada 3 perlintasan jalan desa.
Pada lintasan ruas jalan hauling PT Arsy Nusantara, terdapat 3 aliran air atau sungai kecil (krik), semuanya menuju ke Sungai Jabung. Aliran air I debit kecil, sedangkan aliran air II dan III debit sedang.
“Pada jalan tersebut topografinya bergelombang atau turun-naik, sehingga berpotensi terjadi aliran permukaan dari operasional jalan hauling yang membawa material ikutan berupa tanah liat ke badan Sungai Jabung, ”papar Edy.
Edy menambahkan, guna mengatasi terjadinya aliran permukaan atau air limpasan, Dinas LH meminta tindak lanjut segera kepada PT Arsy Nusantara berupa pembuatan sedimen trap dan tanggul pada 3 aliran air.
“Kegiatan pembukaan badan jalan dihentikan sementara sampai tersedia air. bersih untuk warga dari sumur bor. Perusahaan merencanakan ada 6 sumur bor,” kata Edy didampingi 2 orang Kepala bidang.
Soal pemeriksaan air di laboratotrium, sebut Edy, sampel air diambil dari Sungai Jabung, 3 aliran sungai kecil, dan air dari sumur bor yang dipakai warga.
“Kita jamin dan pastikan pemeriksaan di laboratorium Dinas LH secara akurat dan memenuhi semua parameter. Lab kita sudah diakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN). Kepala Lab lulusan IPB dan pernah menambah ilmu di Belanda, ”tukas mantan Kepala Dinas Siptaka Barut ini.(MELKIANUS HE)
Discussion about this post